JAKARTA, opinca.sch.id – Pernah ngalamin yang namanya Konflik Direksi? Kalau belum, jujur aja—gue dulu juga mikir itu cuma isu di korporasi besar atau film drama. Nyatanya, waktu gue duduk bareng di level manajemen, ternyata konfliknya bisa muncul bahkan di perusahaan kecil, bahkan startup. Dulu gue kira, asal hubungan profesional keliatan baik-baik aja, segalanya bakal lancar. Eh, di situ letak kesalahannya!
Konflik Direksi Itu Nyata, Bukan Cuma di Film
Awal berkarier, nonton film The Founder yang ngangkat konflik di antara pendiri McDonald’s, gue cuma ketawa-ketawa aja. Tapi pas gue sendiri duduk di ruangan rapat bareng para direksi, dramanya sama kayak di layar kaca, bahkan kadang lebih heboh. Mungkin bukan saling lempar meja, tapi adu argumen tanpa solusi juga bisa bikin atmosfer kantor kerasa toxic banget.
Gue pernah ngalamin. Saat perusahaan mulai berkembang, setiap keputusan, entah soal strategi market, struktur Financial, atau bahkan urusan remeh kayak jam meeting, bisa jadi bahan ribut. Kalau sudah urusan ego, semua bisa salah arah. Di saat itu, gue sadar: yang harus diatur bukan cuma bisnis, tapi juga ego masing-masing direksi.
Pemicu Konflik Direksi: Yang Sering Gak Disadari
Banyak yang mikir konflik direksi itu cuma soal duit, saham, atau jabatan. Faktanya, penyebabnya kadang sepele tapi dampaknya luar biasa. Gara-gara miskomunikasi, beda visi, atau gengsi enggak mau ngalah, diskusi jadi debat panjang tanpa ujung. Yang pernah gue alami, urusan Financial (seperti pembagian bonus atau kebijakan investasi) bisa jadi ‘pemicu bakar-bakaran’. Tipikal, sih.
Jangan salah, beberapa case temen gue bahkan berakhir di pengadilan. Data dari Kemenkumham 2022, ada lebih dari 350 kasus perusahaan di Indonesia yang bermuara pada konflik antar direksi. Ngeri, kan?
Kesalahan Jebakan: Jangan Ikuti Cara Gue yang Satu Ini
Gue mau jujur, pernah banget salah langkah waktu konflik mentok. Dulu, gue mikir cuekin aja. Toh, nanti juga ‘adem’ sendiri. Eh, malah makin parah. Salah satu direksi mulai main politik kantor, sebar rumor, dan akhirnya bikin dua kubu. Akhirnya apa? Proyek kita stagnan, revenue anjlok. Baru deh sadar, konflik kalau dibiarkan kayak api kecil di ruang penuh bensin.
Pelajaran penting: Jangan biarkan konflik direksi mengendap tanpa penanganan. Sakitnya bukan cuma di tim, tapi kena langsung ke Financial perusahaan. Gue pernah rugi puluhan juta cuma gara-gara masalah personal antar direksi dibiarin terlalu lama.
Cara Gua Redam Konflik Direksi Biar Gak Jadi Bom Waktu
Seiring pengalaman, akhirnya harus belajar adaptasi. Satu hal penting: komunikasi terbuka wajib! Gue selalu usahakan ada forum bulanan, bukan cuma bahas hasil laporan, tapi juga bicara unek-unek yang kadang tabu buat diomongin. Bisa kok ngobrolin masalah tanpa saling menyerang, asal semua jujur dan sadar, tujuannya demi perusahaan. Jangan pernah lupa: sikap profesional tetap nomor satu.
Tips Santai Atasi Konflik Direksi (Dijamin Nggak Kaku!)
- Bikin ‘Ngopi Bareng Direksi’: Jangan keburu formal. Banyak masalah kantor justru kelar waktu kita ngobrol santai di luar ruang rapat. Tempat nyaman kadang bikin obrolan jauh lebih cair.
- Sepakati Visi Bareng: Setiap direksi biasanya punya ego dan cara sendiri. Selalu mulai setiap meeting dengan menyamakan visi. Sering-sering bahas visi dan goal perusahaan biar nggak gampang berantem.
- Bawa Mediator: Kalau udah terlalu panas, jangan malu pakai jasa konsultan atau mediator profesional. Dulu gue pikir itu lebay, tapi ternyata cara ini efektif banget buat neutralisir emosi.
- Bagi Wewenang & Tanggung Jawab Jelas: Jangan sampai ada yang ngerasa overlap atau ‘diserobot’. Jabatan, tanggung jawab, bahkan soal Financial harus jelas di awal. Hal ini sering disepelein, padahal jadi akar masalah nanti.
- Fokus ke Data, Bukan Perasaan: Ini penting banget. Setiap diskusi atau keputusan, harus balik ke data, bukan sekadar opini atau mood satu orang.
Hipotesis: Kenapa Konflik Direksi Paling Susah Diselesaikan?
Gue sempet mikir, kenapa sih, di level direksi konfliknya lebih rumit dari problem tim operasional? Hipotesa gue: semakin tinggi jabatan, makin gede egonya. Di tengah tekanan kejar target dan godaan urusan Financial, kadang nalar bisa kalah sama ambisi. Beda pendapat kalau enggak jelas aturannya, pasti berujung debat kusir. Bayangin aja, empat kepala punya pengalaman hebat semua, tapi belum tentu saling dengar.
Pelajaran Penting: Jangan Remehin Konflik Direksi!
Pengalaman pribadi ngajarin gue, konflik direksi itu bukan sekadar beda pendapat biasa. Pengaruhnya ke seluruh organisasi, bahkan sampai produk atau layanan yang dihasilkan. Titik krusialnya kadang di timing penyelesaian dan seberapa serius action yang diambil. Kalau lo liat gejala kecil (misal, salah satu direksi mulai pasif atau menghindar rapat), langsung ajak ngobrol empat mata. Jangan nunggu ‘meledak’,”
Serunya, setiap konflik sebenarnya peluang buat evolve. Gue jadi belajar soal empati, taktik komunikasi, sama pentingnya me-manage ego. Di dunia bisnis, skill manajemen konflik sama pentingnya kayak kemampuan analisa Financial. Bahkan kadang, lebih vital untuk kelangsungan bisnis jangka panjang.
Intisari: Kurangi Drama, Tingkatkan Kolaborasi
Gue gak bilang prosesnya bakal gampang. Konflik direksi pasti selalu ada—nggak cuma sekali dua kali. Tapi justru dari gesekan itu, perusahaan bisa lebih adaptif dan sehat. Kuncinya satu: kolaborasi. Jangan gengsi buat minta maaf, revisi keputusan, atau bahkan belajar dari kesalahan.
Ingat, sebagai pucuk pimpinan, direksi adalah role model seluruh tim. Kalau udah berantem di atas, yang di bawah pasti ikut kacau. Jangan lupa, tim yang solid dan visi yang sejalan bisa menyelamatkan bahkan kondisi Financial perusahaan yang lagi seret.
Closing: Pengalaman Pribadi, Saran Nyata
Gue pengen semua pembaca sadar, konflik direksi itu bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari mati-matian. Lebih baik dipelajari, di-manage, dan diambil pelajarannya. Karena ya… Setiap proses menuju sukses pasti ada bulet-buletnya. Selamat berjuang buat yang lagi di kursi direksi, dan buat yang belum—persiapin mental dari sekarang ya!
Share dong pengalaman kalian soal konflik direksi, siapa tahu kita bisa saling bantu dengan insight masing-masing!
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Management
Baca juga artikel lainnya: Management SOC: Cara Santai Biar Keamanan Digital Gak Mumet
Silakan kunjungi Website Resmi: inca berita