JAKARTA, opinca.sch.id – Di balik laju pertumbuhan perusahaan, terdapat satu angka penting yang jarang disorot publik tapi menentukan napas bisnis dari balik layar: Cost of Funds. Istilah ini mungkin terdengar teknis, tapi dampaknya sangat nyata. Mulai dari bunga pinjaman, laba bersih, hingga keputusan ekspansi—semuanya bisa dipengaruhi oleh angka ini.
Cost of Funds (biaya dana) adalah ukuran seberapa besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh dana, baik dari pinjaman, penerbitan obligasi, maupun penghimpunan dana dari investor. Dalam dunia perbankan dan keuangan, ini menjadi acuan untuk menetapkan suku bunga kredit, margin keuntungan, hingga keputusan strategis.
Apa Itu Cost of Funds?

Secara sederhana, Cost of Funds adalah biaya rata-rata tertimbang dari berbagai sumber pendanaan yang digunakan oleh lembaga atau perusahaan. Ini bisa berasal dari:
-
Pinjaman bank
-
Obligasi atau surat utang
-
Dana investor (ekuitas)
-
Tabungan dan deposito (untuk lembaga keuangan)
-
Pendanaan internal (retained earnings)
Perhitungannya melibatkan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah dana yang digunakan.
Formula umum:
Cost of Funds = Total Biaya Dana / Total Dana yang Dihimpun
Misalnya, sebuah bank membayar bunga 5% untuk dana simpanan nasabah dan 7% untuk pinjaman dari lembaga lain. Jika dana tersebut kemudian disalurkan dalam bentuk kredit dengan bunga 10%, maka selisih antara pendapatan dan cost of funds itulah yang menjadi keuntungan kotor.
Mengapa Cost of Funds Penting?
Dalam manajemen keuangan, memahami dan mengontrol biaya dana menjadi penting karena:
-
Menentukan Harga Jual Produk Kredit
Perbankan akan menetapkan suku bunga kredit lebih tinggi dari cost of funds agar tetap untung. -
Mengukur Efisiensi Pengelolaan Dana
Semakin rendah cost of funds, semakin efisien manajemen keuangan perusahaan. -
Sebagai Alat Strategi Bisnis
Keputusan untuk berutang atau menerbitkan saham baru sangat dipengaruhi oleh cost of funds. -
Mempengaruhi Margin Keuntungan
Selisih antara costoffunds dan return dari investasi atau pinjaman menjadi dasar keuntungan operasional. -
Membantu Menentukan Struktur Modal Ideal
Apakah sebaiknya perusahaan menambah utang atau menerbitkan saham? Jawabannya salah satunya ada pada costoffunds.
Komponen Utama dalam Perhitungan Cost of Funds
Untuk menghitung cost of funds secara akurat, kita perlu memahami dua komponen utama:
1. Sumber Dana
Setiap perusahaan bisa memperoleh dana dari berbagai cara:
-
Ekuitas: Saham, modal disetor
-
Utang Jangka Pendek: Kredit modal kerja, pinjaman harian
-
Utang Jangka Panjang: Obligasi, pinjaman investasi
-
Dana Internal: Laba ditahan atau hasil operasional
2. Biaya yang Terkait
-
Bunga atau kupon
-
Biaya administrasi pinjaman
-
Pajak atau biaya regulasi
-
Diskon penerbitan surat utang
-
Biaya emisi saham
Perbandingan: Cost of Funds di Perbankan vs Perusahaan Non-Finansial
| Aspek | Perbankan | Perusahaan Non-Finansial |
|---|---|---|
| Sumber utama | Dana pihak ketiga (tabungan, deposito) | Pinjaman, obligasi, ekuitas |
| Pengaruh langsung | Suku bunga kredit | Harga produk dan struktur modal |
| Ukuran kompetitif | Spread bunga | Margin operasi & leverage |
| Risiko sensitif suku bunga | Sangat tinggi | Tergantung struktur utang |
Strategi Menurunkan Cost of Funds
Perusahaan atau lembaga keuangan bisa menerapkan beberapa strategi untuk menekan cost of funds:
1. Meningkatkan proporsi dana murah
Untuk bank, menambah tabungan dibanding deposito bisa menekan bunga.
2. Diversifikasi sumber pendanaan
Menggabungkan utang dan ekuitas secara seimbang membantu menurunkan biaya dana rata-rata.
3. Meningkatkan reputasi dan peringkat kredit
Peringkat tinggi memungkinkan mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah.
4. Efisiensi operasional
Biaya administrasi atau pemrosesan yang rendah bisa berdampak pada total costoffunds.
5. Optimalisasi penggunaan dana
Dana yang menganggur juga menciptakan costoffunds tidak produktif. Manajemen likuiditas sangat penting.
Dampak CostofFunds Terhadap Dunia Bisnis dan Investasi
Dalam skala makro, kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral bisa mendorong naiknya cost of funds secara nasional. Hal ini berdampak pada:
-
Penundaan ekspansi perusahaan
-
Pengurangan pengajuan kredit oleh masyarakat
-
Penurunan daya saing produk berbasis utang
-
Konsolidasi sektor bisnis dengan utang tinggi
Di sisi lain, investor juga menggunakan data costoffunds untuk menilai kelayakan dan efisiensi finansial sebuah perusahaan sebelum menanam modal.
Studi Kasus: Cost of Funds dan Efisiensi Bisnis
Salah satu BUMN di sektor energi pernah mengurangi costoffunds sebesar 1,5% dalam waktu dua tahun dengan cara restrukturisasi pinjaman dan efisiensi operasional. Hasilnya, margin keuntungan naik, dan kemampuan ekspansi meningkat signifikan.
Contoh lainnya datang dari startup teknologi yang mampu menjaga costoffunds tetap rendah dengan pendekatan bootstrap—menggunakan dana internal dan investasi pribadi sambil menunda utang besar hingga model bisnis lebih matang.
Penutup: Mengelola CostofFunds Adalah Kunci Keuangan yang Sehat
Dalam dunia keuangan, Cost of Funds adalah cermin efisiensi dan ketangguhan finansial sebuah entitas. Ia bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang strategi, disiplin, dan cara berpikir panjang.
Bagi perusahaan, mengabaikan biaya dana berarti berjalan dengan risiko tinggi di jalur bisnis yang makin kompetitif. Tapi bagi yang mampu mengelolanya dengan bijak, costoffunds bukan beban—melainkan alat kontrol yang membuka jalan menuju keberlanjutan jangka panjang.
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Financial
Baca juga artikel lainnya: Data Kredit Alternatif: Solusi Inklusi Keuangan Modern
