Current Ratio: Pengertian, Rumus, Cara Menghitung

JAKARTA, opinca.sch.id – Current ratio merupakan salah satu rasio keuangan paling penting yang digunakan untuk menilai kesehatan finansial sebuah perusahaan. Currentratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio ini menjadi indikator utama bagi investor, kreditor, dan manajemen dalam mengambil keputusan keuangan.

Dalam dunia bisnis dan investasi, memahami currentratio sangatlah penting. Rasio ini memberikan gambaran apakah sebuah perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk beroperasi dengan lancar dan membayar utang-utangnya tepat waktu. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian, rumus, cara menghitung, interpretasi, serta faktor-faktor yang memengaruhi current ratio.

Pengertian Current Ratio Menurut Para Ahli

Current Ratio

Current ratio adalah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) dengan aset jangka pendek (aset lancar) yang dimilikinya. Berikut definisi currentratio menurut beberapa ahli keuangan:

Ahli Definisi Current Ratio
Brigham & Houston (2019) Rasio yang menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan
Kasmir (2018) Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo
Fahmi (2017) Ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek
Subramanyam (2014) Indikator likuiditas yang membandingkan sumber daya jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek
Van Horne & Wachowicz (2012) Rasio yang mengindikasikan kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendek dengan aset lancar

Istilah Lain untuk Current Ratio

Current ratio juga dikenal dengan beberapa istilah lain dalam bahasa Indonesia dan praktik keuangan:

  • Rasio Lancar
  • Rasio Modal Kerja (Working Capital Ratio)
  • Rasio Likuiditas Jangka Pendek
  • Banker’s Ratio

Komponen dalam Current Ratio

Untuk memahami current ratio dengan baik, perlu dipahami komponen-komponen yang membentuknya:

1. Aset Lancar (Current Assets)

Aset lancar adalah aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.

Jenis Aset Lancar Deskripsi Contoh
Kas dan Setara Kas Uang tunai dan investasi jangka pendek yang sangat likuid Uang di bank, deposito < 3 bulan
Piutang Usaha Tagihan kepada pelanggan yang belum dibayar Piutang dagang, piutang wesel
Persediaan Barang yang dimiliki untuk dijual atau diproduksi Bahan baku, barang dalam proses, barang jadi
Investasi Jangka Pendek Investasi yang akan dicairkan dalam 1 tahun Surat berharga, obligasi jangka pendek
Biaya Dibayar di Muka Pembayaran untuk jasa/barang yang belum diterima Asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka
Piutang Lain-lain Piutang selain dari usaha utama Piutang karyawan, piutang bunga

2. Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Kewajiban lancar adalah utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.

Jenis Kewajiban Lancar Deskripsi Contoh
Utang Usaha Kewajiban kepada pemasok atas pembelian kredit Utang dagang, utang wesel
Utang Bank Jangka Pendek Pinjaman bank yang jatuh tempo dalam 1 tahun Kredit modal kerja, overdraft
Utang Pajak Kewajiban pajak yang belum dibayar PPh, PPN terutang
Utang Gaji Gaji karyawan yang belum dibayar Gaji, bonus, THR terutang
Pendapatan Diterima di Muka Pembayaran yang diterima untuk jasa yang belum diberikan Uang muka pelanggan
Bagian Utang Jangka Panjang Porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun Cicilan pinjaman bank
Utang Dividen Dividen yang sudah diumumkan tapi belum dibayar Dividen terutang

Rumus Current Ratio

Rumus current ratio sangat sederhana dan mudah dihitung:

RumusDasar CurrentRatio

CurrentRatio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

Atau dalam bahasa Inggris:

CurrentRatio = Current Assets / Current Liabilities

Variasi RumusCurrentRatio

Variasi Rumus Keterangan
Rumus Dasar Aset Lancar ÷ Kewajiban Lancar Hasil dalam bentuk rasio (x)
Dalam Persentase (Aset Lancar ÷ Kewajiban Lancar) × 100% Hasil dalam bentuk persen (%)
Dalam Rupiah Aset Lancar – Kewajiban Lancar Hasil berupa modal kerja bersih (Rp)

Cara Menghitung Current Ratio

Berikut langkah-langkah menghitung current ratio beserta contoh kasusnya:

Langkah-Langkah Menghitung CurrentRatio

Langkah Aktivitas
1 Siapkan laporan keuangan (neraca/balance sheet) perusahaan
2 Identifikasi total aset lancar dari neraca
3 Identifikasi total kewajiban lancar dari neraca
4 Masukkan angka ke dalam rumus current ratio
5 Hitung dan interpretasikan hasilnya

Contoh Perhitungan Current Ratio – Kasus 1

PT Maju Jaya memiliki data keuangan sebagai berikut:

Aset Lancar Jumlah (Rp)
Kas dan Setara Kas 500.000.000
Piutang Usaha 800.000.000
Persediaan 1.200.000.000
Biaya Dibayar di Muka 100.000.000
Total Aset Lancar 2.600.000.000
Kewajiban Lancar Jumlah (Rp)
Utang Usaha 600.000.000
Utang Bank Jangka Pendek 700.000.000
Utang Pajak 150.000.000
Utang Gaji 50.000.000
Total Kewajiban Lancar 1.500.000.000

Perhitungan:

CurrentRatio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
CurrentRatio = Rp 2.600.000.000 / Rp 1.500.000.000
CurrentRatio = 1,73

Interpretasi: PT Maju Jaya memiliki current ratio 1,73 yang berarti setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,73 aset lancar. Rasio ini menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat.

Contoh Perhitungan Current Ratio – Kasus 2

PT Sejahtera Abadi memiliki data keuangan sebagai berikut:

Komponen Jumlah (Rp)
Total Aset Lancar 3.500.000.000
Total Kewajiban Lancar 4.200.000.000

Perhitungan:

CurrentRatio = Rp 3.500.000.000 / Rp 4.200.000.000
CurrentRatio = 0,83

Interpretasi: PT Sejahtera Abadi memiliki currentratio 0,83 yang berarti aset lancar tidak cukup untuk menutupi kewajiban lancar. Perusahaan berisiko mengalami masalah likuiditas.

Contoh Perhitungan Current Ratio – Kasus 3

Perbandingan Current Ratio 3 Perusahaan:

Perusahaan Aset Lancar (Rp M) Kewajiban Lancar (Rp M) Current Ratio
PT Alpha 5.000 2.500 2,00
PT Beta 8.000 6.000 1,33
PT Gamma 3.000 4.000 0,75

Analisis:

  • PT Alpha memiliki likuiditas terbaik (2,00)
  • PT Beta dalam kondisi cukup (1,33)
  • PT Gamma berpotensi mengalami kesulitan likuiditas (0,75)

Interpretasi Current Ratio

Memahami arti dari hasil perhitungan current ratio sangat penting untuk analisis keuangan:

Standar Interpretasi Current Ratio

Nilai CurrentRatio Interpretasi Kondisi
< 1,0 Aset lancar lebih kecil dari kewajiban lancar Berisiko/Tidak Sehat
1,0 Aset lancar sama dengan kewajiban lancar Pas-pasan/Marginal
1,0 – 1,5 Aset lancar sedikit lebih besar Cukup/Perlu Perhatian
1,5 – 2,0 Aset lancar cukup untuk menutupi kewajiban Baik/Sehat
2,0 – 3,0 Aset lancar jauh lebih besar dari kewajiban Sangat Baik
> 3,0 Aset lancar sangat berlebih Terlalu Tinggi/Tidak Efisien

Penjelasan Detail Interpretasi Current Ratio

Kondisi Penjelasan Implikasi
Current Ratio < 1 Perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendek dengan aset lancar Risiko gagal bayar tinggi, perlu restrukturisasi
Current Ratio = 1 Aset lancar pas untuk menutupi kewajiban lancar Tidak ada buffer, sangat sensitif terhadap perubahan
Current Ratio 1,5 – 2 Kondisi ideal untuk kebanyakan industri Likuiditas baik, operasional lancar
CurrentRatio > 3 Aset lancar berlebihan Kas menganggur, manajemen kurang efisien

Standar Current Ratio Berdasarkan Industri

Current ratio yang ideal berbeda-beda tergantung jenis industrinya:

Industri Current Ratio Ideal Alasan
Manufaktur 1,5 – 2,5 Membutuhkan persediaan besar
Retail 1,2 – 2,0 Perputaran cepat, persediaan tinggi
Jasa/Konsultasi 1,0 – 1,5 Persediaan minimal, arus kas cepat
Konstruksi 1,2 – 1,8 Proyek berbasis kontrak
Teknologi 1,5 – 3,0 Pendapatan berulang, aset intangible
Perbankan 1,0 – 1,2 Regulasi ketat, likuiditas diatur
Utilitas 0,8 – 1,2 Arus kas stabil, utang terstruktur
FMCG 1,0 – 1,5 Perputaran sangat cepat

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Current Ratio

Berbagai faktor dapat memengaruhi naik turunnya current ratio perusahaan:

Faktor yang Meningkatkan Current Ratio

Faktor Penjelasan
Peningkatan penjualan tunai Kas bertambah, aset lancar meningkat
Penagihan piutang efektif Piutang berubah menjadi kas
Penjualan aset tetap Hasil penjualan menambah kas
Penerbitan saham baru Modal bertambah, kas meningkat
Pelunasan utang jangka pendek Kewajiban lancar berkurang
Konversi utang jangka pendek ke jangka panjang Kewajiban lancar berkurang
Laba ditahan Menambah modal kerja

Faktoryang Menurunkan Current Ratio

Faktor Penjelasan
Pembelian aset tetap dengan kas Kas berkurang
Pembayaran dividen tunai Kas berkurang
Kerugian operasional Aset lancar berkurang
Penambahan utang jangka pendek Kewajiban lancar meningkat
Piutang tak tertagih Aset lancar berkurang
Persediaan usang/rusak Nilai aset lancar turun
Pembelian persediaan secara kredit Utang usaha meningkat

Kelebihan dan Keterbatasan Current Ratio

Kelebihan Current Ratio

No Kelebihan Penjelasan
1 Mudah dihitung Rumus sederhana, data tersedia di neraca
2 Mudah dipahami Interpretasi langsung dan jelas
3 Standar umum Digunakan secara luas oleh investor dan kreditor
4 Perbandingan mudah Dapat dibandingkan antar perusahaan dan industri
5 Indikator awal Memberikan sinyal awal masalah likuiditas

Keterbatasan Current Ratio

No Keterbatasan Penjelasan
1 Mengabaikan kualitas aset Tidak mempertimbangkan likuiditas setiap komponen aset
2 Persediaan bisa tidak likuid Persediaan mungkin sulit dijual dengan cepat
3 Piutang bisa tak tertagih Tidak semua piutang pasti dapat ditagih
4 Tidak mempertimbangkan timing Waktu jatuh tempo aset dan kewajiban berbeda
5 Mudah dimanipulasi Manajemen bisa memanipulasi komponen di akhir periode
6 Statis Hanya menunjukkan kondisi pada satu titik waktu
7 Industri berbeda Standar berbeda untuk setiap industri

Perbandingan Current Ratio dengan Rasio Likuiditas Lainnya

Current ratio bukan satu-satunya rasio likuiditas. Berikut perbandingannya dengan rasio likuiditas lain:

Rasio Likuiditas Utama

Rasio Rumus Karakteristik
Current Ratio Aset Lancar ÷ Kewajiban Lancar Mengukur likuiditas keseluruhan
Quick Ratio (Acid Test) (Aset Lancar – Persediaan) ÷ Kewajiban Lancar Lebih ketat, mengecualikan persediaan
Cash Ratio Kas dan Setara Kas ÷ Kewajiban Lancar Paling ketat, hanya kas
Net Working Capital Aset Lancar – Kewajiban Lancar Dalam nilai absolut (Rupiah)

Perbandingan Ketiga Rasio Likuiditas

Aspek Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio
Komponen Pembilang Semua aset lancar Aset lancar – Persediaan Hanya kas
Tingkat Keketatan Rendah Sedang Tinggi
Standar Ideal 1,5 – 2,0 1,0 – 1,5 0,2 – 0,5
Cocok untuk Industri Semua industri Industri dengan persediaan tinggi Analisis likuiditas ketat
Kelemahan Mengabaikan likuiditas aset Masih termasuk piutang Terlalu konservatif

Contoh Perbandingan Tiga Rasio

Data PT Makmur Sentosa:

Komponen Jumlah (Rp Juta)
Kas dan Setara Kas 500
Piutang Usaha 800
Persediaan 1.200
Total Aset Lancar 2.500
Total Kewajiban Lancar 1.500

Perhitungan:

Rasio Perhitungan Hasil
Current Ratio 2.500 ÷ 1.500 1,67
Quick Ratio (2.500 – 1.200) ÷ 1.500 0,87
Cash Ratio 500 ÷ 1.500 0,33

Analisis: Current ratio terlihat sehat (1,67), namun quick ratio menunjukkan ketergantungan tinggi pada persediaan (0,87 < 1). Cash ratio 0,33 menunjukkan kemampuan bayar tunai yang cukup.

CurrentRatio dalam Analisis Laporan Keuangan

Current ratio menjadi salah satu komponen penting dalam analisis laporan keuangan:

Posisi Current Ratio dalam Analisis Keuangan

Jenis Analisis Peran Current Ratio
Analisis Likuiditas Indikator utama kemampuan bayar jangka pendek
Analisis Kredit Pertimbangan bank/kreditor dalam memberikan pinjaman
Analisis Investasi Indikator kesehatan keuangan bagi investor
Analisis Trend Melihat perkembangan likuiditas dari waktu ke waktu
Analisis Perbandingan Membandingkan dengan kompetitor atau industri

Contoh Analisis Trend Current Ratio

Tahun Aset Lancar (Rp M) Kewajiban Lancar (Rp M) Current Ratio Trend
2021 5.000 3.000 1,67
2022 5.500 3.200 1,72 ↑ Naik
2023 6.200 4.000 1,55 ↓ Turun
2024 7.000 4.200 1,67 ↑ Naik

Analisis: Meskipun current ratio berfluktuasi, secara keseluruhan masih dalam rentang sehat (1,5 – 2,0). Penurunan di 2023 perlu diinvestigasi lebih lanjut.

Cara Meningkatkan CurrentRatio

Jika current ratio perusahaan terlalu rendah, berikut strategi untuk meningkatkannya:

Strategi Meningkatkan Current Ratio

No Strategi Cara Implementasi
1 Tingkatkan penjualan tunai Berikan diskon untuk pembayaran tunai
2 Percepat penagihan piutang Perketat kebijakan kredit, follow up intensif
3 Kurangi persediaan berlebih Terapkan sistem just-in-time
4 Konversi utang jangka pendek Refinancing ke pinjaman jangka panjang
5 Tambah modal Suntikan modal dari pemegang saham
6 Jual aset tidak produktif Lepas aset tetap yang tidak digunakan
7 Tunda pembelian aset tetap Prioritaskan modal kerja
8 Negosiasi dengan supplier Perpanjang jangka waktu pembayaran

Strategi Menurunkan Current Ratio (Jika Terlalu Tinggi)

No Strategi Tujuan
1 Investasi pada aset tetap Ekspansi bisnis
2 Bayar utang jangka panjang Mengurangi beban bunga
3 Bagikan dividen Memberikan return ke pemegang saham
4 Buyback saham Meningkatkan nilai saham
5 Akuisisi bisnis Pertumbuhan anorganik

Current Ratio dalam Pengambilan Keputusan

Current ratio digunakan oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan:

Penggunaan Current Ratio oleh Berbagai Pihak

Pihak Penggunaan Current Ratio Keputusan
Investor Menilai kesehatan keuangan perusahaan Keputusan investasi saham
Kreditor/Bank Menilai kemampuan bayar Persetujuan kredit dan suku bunga
Supplier Menilai risiko pemberian kredit Kebijakan pembayaran dan limit kredit
Manajemen Monitoring likuiditas Strategi pengelolaan modal kerja
Analis Analisis fundamental Rekomendasi buy/hold/sell
Auditor Menilai kelangsungan usaha Opini audit going concern

Contoh Penggunaan dalam Keputusan Kredit Bank

Current Ratio Kategori Risiko Keputusan Bank
< 1,0 Risiko Tinggi Kredit ditolak atau bunga tinggi
1,0 – 1,2 Risiko Sedang-Tinggi Perlu jaminan tambahan
1,2 – 1,5 Risiko Sedang Dipertimbangkan dengan syarat
1,5 – 2,0 Risiko Rendah Kredit disetujui dengan bunga normal
> 2,0 Risiko Sangat Rendah Kredit disetujui dengan bunga kompetitif

Studi Kasus: Perbandingan CurrentRatio Perusahaan Retail

Data Current Ratio 5 Perusahaan Retail Indonesia (Ilustrasi):

Perusahaan 2022 2023 2024 Rata-rata Trend
PT Retail A 1,45 1,52 1,60 1,52 ↑ Membaik
PT Retail B 1,80 1,65 1,50 1,65 ↓ Menurun
PT Retail C 1,20 1,25 1,30 1,25 ↑ Membaik
PT Retail D 0,95 0,90 0,85 0,90 ↓ Memburuk
PT Retail E 2,10 2,20 2,35 2,22 ↑ Terlalu Tinggi

Analisis:

  • PT Retail A: Kondisi terbaik dengan tren membaik dan rasio ideal
  • PT Retail B: Meski rata-rata baik, tren menurun perlu diwaspadai
  • PT Retail C: Kondisi cukup dengan tren positif
  • PT Retail D: Kondisi kritis, perlu restrukturisasi segera
  • PT Retail E: Terlalu tinggi, potensi kas menganggur

Kesimpulan

Current ratio merupakan rasio keuangan fundamental yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancar. Dengan rumus sederhana yaitu Aset Lancar dibagi Kewajiban Lancar, currentratio memberikan gambaran cepat tentang kondisi likuiditas sebuah perusahaan.

Interpretasi currentratio perlu dilakukan dengan mempertimbangkan konteks industri, tren historis, dan perbandingan dengan perusahaan sejenis. Secara umum, currentratio 1,5 hingga 2,0 dianggap sehat untuk kebanyakan industri. Rasio di bawah 1,0 mengindikasikan risiko likuiditas, sementara rasio di atas 3,0 menunjukkan potensi inefisiensi pengelolaan aset.

Meskipun currentratio sangat berguna sebagai indikator awal kesehatan keuangan, rasio ini memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, analisis currentratio sebaiknya dilengkapi dengan rasio likuiditas lainnya seperti quick ratio dan cash ratio, serta analisis komprehensif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi keuangan perusahaan.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Financial

Baca juga artikel lainnya: Intercompany Netting Cara Efisien Kelola Utang Piutang Grup

Author

Scroll to Top